AUTHORIZATION DAN AUTHENTICATION PADA BACKEND SERVICE-ORIENTED VIRTUAL CLASSROOM MENGGUNAKAN METODE ROLE-BASED ACCESS CONTROL

HANIIF AHMAD CANDRAPUTRA (2025) AUTHORIZATION DAN AUTHENTICATION PADA BACKEND SERVICE-ORIENTED VIRTUAL CLASSROOM MENGGUNAKAN METODE ROLE-BASED ACCESS CONTROL. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Informatika) 71200660_Bab 1_Bab 5_Daftarpustaka.pdf Download (4MB)
	Text (Skripsi Informatika) 71200660_Bab 2-sd-Bab 4_Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pembelajaran secara luring memiliki beragam macam keterbatasan, seperti ketergantungan tatap muka dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya insiden pandemi COVID-19, kita sadar bahwa perlu adanya sebuah reformasi dalam proses belajar mengajar yang memiliki impresi belajar yang tidak jauh berbeda dengan pembelajaran luring. Dalam menerapkan pembelajaran daring, siswa dan guru terkadang merasa bahwa pembelajaran terasa hambar dikarenakan kurangnya interaksi antara siswa dan guru secara langsung. Online Conference seperti Google Meet hanya membantu siswa dan guru dalam percakapan secara realtime, namun tidak memberi perasaan imersif seperti layaknya pembelajaran secara luring. Untuk itu, peneliti bermaksud membawakan perasaan imersif pada pembelajaran daring melalui virtual classroom. Terdapat rintangan dalam mengimplementasikan virtual classroom seperti bagaimana sistem melakukan verifikasi pengguna dan bagaimana pembagian hak akses kepada pengguna. Solusi dari masalah ini yaitu menerapkan sistem backend menggunakan Role-Based Access Control dan autentikasi menggunakan JSON Web Token. Sistem akan dibangun menggunakan pendekatan arsitektur Microservice dan backend akan berkomunikasi melalui protokol HTTP. Proses implementasi menghasilkan sistem microservice yang menerapkan Role-Based Access Control sebagai otorisasi dan JSON Web Token sebagai otentikasi. Proses pengujian sistem dilakukan sebanyak 2 kali iterasi. Hasil pengujian pertama terhadap sistem menggunakan software automation testing menunjukan angka 92% sesuai dengan test case. Hal ini dikarenakan terdapat sebuah bug yang ditemukan setelah melakukan pengujian. Peneliti melakukan bugfixing terhadap isu hasil test case yang tidak sesuai. Hasil pengujian kedua menghasilkan 100% kesesuaian dengan test case, atau dalam kata lain sistem yang dibangun dikategorikan cukup baik untuk industry non krusial.

Actions (login required)

View Item