ANALISIS RESPONS GEREJA TERHADAP MASALAH TINDAKAN KEKERASAN KOLEKTIF DI KAMPUNG TARAWASIH MARENGGI, KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA

GRACE PARADISE ANA BONAY (2025) ANALISIS RESPONS GEREJA TERHADAP MASALAH TINDAKAN KEKERASAN KOLEKTIF DI KAMPUNG TARAWASIH MARENGGI, KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Thesis Filsafat Keilahian)
50220146_Bab1_Bab5_DaftarPustaka.pdf

Download (5MB)
[img] Text (Thesis Filsafat Keilahian)
50220146_Bab2-sd-Bab4_Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Isu kekerasan di Papua bukanlah sebuah isu baru, dan merupakan isu yang seharusnya menjadi perhatian seluruh pihak, baik pemerintah, gereja, para pemangku adat dan masyarakat secara umum. Penelitian ini berangkat dari respons Gereja Kristen Injili di Tanah Papua ( GKI TP) jemaat Imanuel Tarawasih Marenggi, terhadap masalah tindakan kekerasan kolektif yang terjadi di kampung Tarawasih Marenggi, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Meskipun gereja telah merespon masalah kekerasan tersebut, namun masalah kekerasan kolektif masih terus meningkat, terutama ketika masyarakat Tarawasih Marenggi mengalami berbagai perubahan setelah pemekaran wilayah dan pembangunan, karena itu penelitian ini menganalisis respons jemaat GKI Imanuel Tarawasih Marenggi tersebut. Penelitian ini berusaha menjawab dua pertanyaan utama: (1) Apa faktor yang melatarbelakangi terjadinya tindakan kekerasan kolektif di kampung Tarawasih Marenggi? (2) Bagaimana GKI Imanuel Tarawasih Marenggi merespons masalah kekerasan kolektif yang terjadi di kampung Tarawasih Marenggi? Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga teori yang saling melengkapi, yaitu teori akar kekerasan Erich Fromm, teori konsepsi identitas Jan Hendrik, dan teologi pembebasan Gustavo Gutiérrez. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pihak gereja,tokoh masyarakat dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan kolektif dipicu oleh faktor ekonomi, sosial dan perubahan budaya sebagai akibat dari pemekaran wilayah dan pembangunan, yang mengindikasikan ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi berbagai macam perubahan. Implikasi penelitian ini menegaskan bahwa gereja perlu berefleksi atas situasi kehidupan umat dan membangun persekutuan yang lebih inklusif dan berdaya dalam menghadapi berbagai tantangan termasuk kekerasan kolektif.

Item Type: Student paper (Thesis (S2))
Uncontrolled Keywords: Kekerasan Kolektif, Gereja, Respons, Konsepsi Identitas, Papua.
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Teologi Praktis
Divisions: Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian
Depositing User: Gabby Sembiring
Date Deposited: 01 Oct 2025 07:06
Last Modified: 01 Oct 2025 07:06
URI: http://repository.ukdw.ac.id/id/eprint/10116

Actions (login required)

View Item View Item