GAMBARAN RUJUKAN MATERNAL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM GRIYA MAHARDHIKA YOGYAKARTA

EMANUELA CAHYA PARAMITA (2025) GAMBARAN RUJUKAN MATERNAL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM GRIYA MAHARDHIKA YOGYAKARTA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Kedokteran) 41180242_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy
	Text (Skripsi Kedokteran) 41180242_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang: Angka kematian ibu di Indonesia masih belum mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu, Kabupaten Bantul memiliki angka kematian ibu tertinggi di Provinsi D.I. Yogyakarta. Kelancaran sistem rujukan menjadi faktor penentu untuk menurunkan angka kematian ibu. Tujuan: Mengetahui gambaran rujukan maternal di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Griya Mahardhika Yogyakarta periode Januari 2023 – Desember 2023. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif bersifat retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien maternal yang datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Griya Mahardhika Yogyakarta. Hasil: Penelitian ini menganalisis data dari 63 pasien rujukan maternal yang datang berobat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Griya Mahardhika Yogyakarta pada periode 2023. Proporsi terbanyak pasien berusia 20-35 tahun (77,8 %), multigravida (57,1%), nullipara (46,0%), tidak pernah abortus (82,5%), dan tidak memiliki riwayat penyakit penyerta (90,5%). Sebanyak 90,5% dirujuk dengan usia kehamilan aterm dan sebanyak 24,5% memiliki diagnosa rujukan berupa ketuban pecah dini. Luaran klinis terbanyak adalah bayi lahir hidup (96,8%) dan metode persalinan seksio sesarea (82,5%). Sebagian besar pasien dirujuk dari instansi di dalam Kabupaten Bantul (71,4%). Kesimpulan: Proporsi terbesar pasien rujukan maternal di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Griya Mahardhika Yogyakarta berusia 20-35 tahun, multigravida, nullipara, tidak pernah abortus, tidak memiliki riwayat penyakit penyerta, usia kehamilan aterm, memiliki diagnosa rujukan ketuban pecah dini, luaran klinis bayi lahir hidup, luaran klinis persalinan seksio sesarea, dan pasien dirujuk dari instansi di dalam Kabupaten Bantul.

Actions (login required)

View Item