MEMAHAMI KDRT SEBAGAI ZINA (SEBUAH PENAFSIRAN KRITIK HISTORIS TERHADAP TEKS MATIUS 19:1-12)

KEVIN JEREMY PRABOWO (2025) MEMAHAMI KDRT SEBAGAI ZINA (SEBUAH PENAFSIRAN KRITIK HISTORIS TERHADAP TEKS MATIUS 19:1-12). Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Filsafat Keilahian) 01200288_Bab 1_Bab 5_Daftarpustaka.pdf Download (2MB)
	Text (Skripsi Filsafat Keilahian) 01200288_Bab 2-sd-Bab 4_Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kehidupan pernikahan seringkali mengalami banyak permasalahan dan rintangan. Bila pasangan yang mungkin tidak kuat dalam menghadapinya, mereka secara hukum dapat memutuskan untuk bercerai. Gereja dengan tegas menolak perceraian dan Matius 19:1-12 kerap dijadikan landasan teks untuk mendukung argumen tersebut. Permasalahannya, terdapat pernikahan yang pada realitanya sudah tidak dapat lagi dilanjutkan. Salah satu contohnya bila KDRT yang tingkatannya sudah parah terjadi di dalam pernikahan. Yesus sendiri pada teks ini memberikan sebuah pengecualian berupa porneia atau zina yang dapat memungkinkan seseorang dapat bercerai (Mat 19:9). Bila gereja hendak menggunakan Matius 19:1-12 sebagai sikap dalam menghadapi kasus perceraian, teks ini perlu dipahami secara menyeluruh dan mendalam. Melalui metode historis, dapat diketahui bahwa makna dari porneia tidak hanya membahas mengenai tindakan seksual saja, tetapi juga membahas ketidaksetiaan untuk memegang janji pernikahan untuk menjadi satu daging. Dengan kata lain, seseorang dapat menceraikan pasangannya bila mereka merusak janji pernikahan itu. KDRT secara esensi merusak kesatuan daging yang ada dalam pernikahan, melalui kekerasan yang dilakukan secara fisik maupun psikis. Gereja kemudian dapat menerapkan sikap Yesus di sini, yang memungkinkan perceraian untuk dilakukan, tetapi secara teguh memegang nilai pernikahan.

Actions (login required)

View Item