ERLINDA SRI AYUNINGSIH (2025) TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG FALOAK (STERCULIA QUADRIFIDA R. BR) DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI SGOT (SERUM GLUTAMIC OXALOASETIC TRANSMINASE) DAN SGPT (SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSMINASE) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS). Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
![]() |
Text (Kemudahan transaksi, kepercayaan konsumen, e-commerce, tiktok shop)
31190317_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (4MB) |
![]() |
Text (Kemudahan transaksi, kepercayaan konsumen, e-commerce, tiktok shop)
31190317_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only until 8 March 2027. Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Faloak (Sterculia quadrifida R. Br) merupakan salah satu tanaman endemik yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Kulit batang tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat untuk mengobati hepatitis dan beberapa penyakit gangguan hati. Penggunaan tanaman faloak sebagai obat tradisional belum tentu aman dan dapat memberikan efek samping bagi seluruh organ tubuh. Efek samping tersebut dapat bersifat toksik dan merusak secara ringan hingga kematian jika konsumsi tanaman faloak sebagai obat tradisional berlebihan atau dalam kadar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia, efek toksistas akut dari ekstrak kulit batang faloak (Sterculia quadrifida R. Br) dan pengaruhnya terhadap nilai kadar SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transminase) pada mencit jantan (Mus musculus). Kulit batang faloak (Sterculia quadrifida R. Br) dimaserasi dengan etanol 70% selama 3x24 jam, dan diaduk sekali setiap hari. Ekstrak etanol kulit batang faloak kemudian dilakukan skrining fitokimia berupa uji flavonoid, fenolik, steroid dan saponin. Mencit diaklimatisasi selama 7 hari dan kemudian diberikan perlakuan ekstrak etanol kulit batang faloak (Sterculia quadrifida R. Br) secara oral menggunakan sonde selama 14 hari. Pemberian ekstrak etanol kulit batang faloak (Sterculia quadrifida R. Br) dibagi 4 kelompok perlakuan dengan dosis yang berbeda yaitu Perlakuan I (5 mg/KgBB), Perlakuan II (50 mg/KgBB), Perlakuan III (300 mg/KgBB), dan Perlakuan IV (2000 mg/KgBB) berdasarkan panduan OECD 423. Parameter yang diamati pada mencit jantan (Mus musculus) sebagai hewan uji yaitu gejala klinis toksisitas akut (mual, muntah, diare, kejang, dan kematian), perubahan berat badan, serta nilai kadar SGOT dan SGPT pada darah mencit. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol kulit batang faloak memiliki kandungan senyawa flavonoid, fenolik, dan steroid. Uji toksisitas akut menunjukkan tidak adanya gejala klinis toksisitas seperti mual, muntah, diare, kejang, hingga kematian dan tidak ada perubahan berat badan pada mencit pada dosis 5-2000 mg/Kg. Pada uji SGPT dan SGOT tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada nilai kadar SGOT dan SGPT sebelum dan sesudah pemberian ekstrak pada mencit.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Toksisitas, SGOT, SGPT, Sterculia quadrifida R. Br, Mus musculus |
Subjects: | Q Ilmu Pengetahuan > Sejarah Alam > Biologi |
Divisions: | Fakultas Bioteknologi > Prodi Biologi |
Depositing User: | Mayriska Eliana |
Date Deposited: | 13 Oct 2025 03:53 |
Last Modified: | 13 Oct 2025 03:53 |
URI: | http://repository.ukdw.ac.id/id/eprint/10035 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |